pengertian Thawaf


PENGERTIAN THAWAF DAN KETENTUANNYA

Hasil gambar untuk tawaf

Thawaf adalah salah satu amalan yang menentukan sah tidaknya amalan ibadah haji atau umroh seseorang. Karena thawaf merupakan salah satu rukun haji, yang mana apabila ditinggalkan maka ibadah haji atau umroh yang dilakukannya tidak sah. Thawaf dalam ibadah haji atau umroh dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Ketika seseorang hendak melakukan thawaf, ada ketentuan-ketentuan yang harus diikuti. Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang harus dilakukan ketika thawaf:
Berniat Untuk Melaksanakan Thawaf
Niat adalah salah satu amalan hati yang akan menentukan diterimanya amalan atau ibadah seseorang. Begitu juga dengan thawaf, haruslah diiringi dengan niat. Rosulullah SAW bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
Artinya:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” [HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907, dari ‘Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu].
Orang yang Hendak Berthawaf Diwajibkan untuk Mengelilingi Ka’bah
Orang yang sedang melaksanakan thawaf diharuskan untuk mengelilingi Ka’bah, sebagaimana Firman Allah SWT:
وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ
Artinya:
“Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al Hajj: 29).
Thawah dilakukan dengan cara mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist berikut ini:
Rosulullah SAW bersabda,
وَسَمِعْتُهُ، يَقُولُ: «مَنْ طَافَ بِهَذَا البَيْتِ أُسْبُوعًا فَأَحْصَاهُ كَانَ كَعِتْقِ رَقَبَةٍ
Artinya:
Dan saya mendengar Nabi shallahualaihiwasallam bersabda : “Barangsiapa thawaf di Ka’bah tujuh kali dan menyempurnakannya (memperhatikan syarat dan adabnya) ,maka pahalanya adalah seperti membebaskan budak.” [HR. Tirmidzi No.959. Dishahihkan oleh al-Albani].
Thawaf Dimulai dan Diakhiri di Hajar Aswad
Ketika seseorang hendak memulai thawaf , haruslah dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW:
(عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيهِ : رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ يَقْدَمُ مَكَّةَ ، يَسْتَلِمُ الرُّكْنَ الأَسْوَدَ أَوَّلَ مَا يَطُوفُ يَخُبُّ ثَلاثَةَ أَطْوَافٍ مِنَ السَّبْعِ (البخاري ومسلم
Artinya:
“Dari Salim dari Bapaknya ra, ia berkata: Aku melihat Rasulallah saw tatkala tiba di Mekkah, beliau mendatangi Hajar Aswad lalu menyalaminya. Dan pertama thawaf beliau lari-lari kecil tiga kali dari tujuh kali putaran.” (HR Bukhari Muslim).
Posisi Ka’bah Berada Disebelah Kiri Orang yang Berthawaf
Ketika jamaah haji hendak melakukan thawaf, posisi Ka’bah haruslah berada disebelah kiri orang yang bertawaf. Rosulullah SAW bersabda:
(عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَاسْتَلَمَ الْحَجَرَ ثُمَّ مَضَى عَلَى يَمِينِهِ فَرَمَلَ ثَلَاثًا وَمَشَى أَرْبَعًا (مسلم
Artinya:
“Hal ini berdasarkan pada pernyataan Jabir r.a., ”Tatkala Rasulullah saw. tiba di Mekkah, masuk ke masjid lalu beliau mendatangi Hajar Aswad lalu menyalaminya, kemudian berjalan di sebelah kanannya, lalu beliau lari-lari kecil tiga kali putaran dan berjalan biasa empat kali putaran.” (HR Muslim).
Orang yang Hendak Berthawaf Harus Suci dari Hadast dan Najis
Ketika seseorang hendak melakukan thawaf haruslah suci dari hadast, baik itu hadast besar maupun hadast kecil, sebagaimana ketika kita hendak melakukan ibadah sholat. Rosulullah SAW bersabda:
(عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُا إِنَّ أَوَّلَ شَيْءٍ بَدَأَ بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَدِمَ مَكَّةَ أَنَّهُ تَوَضَّأَ ثُمَّ طَافَ بِالْبَيْتِ (رواه الشيخان
Artinya:
“Dari Aisyah ra, dia mengatakan sesungguhnya hal yang pertama kali dilakukan Rasulullah saw ketika tiba di Mekah adalah berwudhu kemudian thawaf di baitullah.” (HR Bukhari Muslim).
Begitu juga dengan badan, tempat, dan pakaian harus bersih dari najis. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW:
عن ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الطَّوَافُ بِالْبَيْتِ صَلَاةٌ إلَّا أَنَّ اللَّهَ أَبَاحَ فِيهِ الْكَلَامَ فَمَنْ تَكَلَّمَ فِيهِ فَلَا يَتَكَلَّمُ إلَّا بِخَيْرِ
Artinya:
“Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Sesungguhnya Nabi saw bersabda: “Thawaf adalah seperti shalat, hanya Allah memperbolehkan berbicara di dalamnya. Maka barang siapa berbicara maka janganlah berbicara kecuali dengan pembicaraan yang baik. (HR Tirmidzi dan Daroqutni).

Orang yang Hendak Berthawaf Harus Menutup Aurat
Ketika hendak melakukan thawaf, semua jamaah haji diharuskan memakai pakaian yang menutup aurat mereka. Aurat laki-laki adalah anggota badan mulai dari lutut sampai pusar. Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Rosulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بَعَثَهُ في الحَجَّةِ الَّتي أَمَّرَهُ النَّبيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا قَبْلَ حَجَّةِ الْوَدَاعِ يَوْمَ النَّحْرِ في رَهْطٍ يُؤَذِّنُ في النَّاسِ لا يحُجُّ بَعْدَ الْعَامِ مُشْرِكٌ وَلا يَطُوفُ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq ra pernah mengutusnya pada waktu haji yang telah diperintahkan Rasulullah saw sebelum haji wada’, pada hari Nahar (tanggal 10 Dzhul Hijjah) bersama sejumlah sahabat untuk menyampaikan kepada masyarakat luas larangan dari beliau: agar tidak boleh ada orang musyrik yang menunaikan ibadah haji dan tidak boleh (pula) melakukan thawaf dengan telanjang bulat di Baitullah.” (HR Bukhari Muslim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

pengertian Ibadah Sa'i

Manfaat pisang untuk kesehatan